Spesifikasi Lengkap Giuseppe Garibaldi: Kekuatan Baru Angkatan Laut Indonesia
ElangUpdate | Jakarta, 12 Oktober 2025 – Dalam upaya memperkuat kemampuan maritim nasional, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) tengah memasuki era baru dengan rencana pengadaan kapal induk legendaris asal Italia, Giuseppe Garibaldi.
Kapal ini, yang baru saja pensiun dari dinas aktif pada Oktober 2024, diharapkan menjadi tulang punggung operasi laut biru Indonesia.
Pengumuman ini tidak hanya menandai langkah ambisius TNI AL, tetapi juga memperkuat hubungan pertahanan bilateral antara Indonesia dan Italia.
Artikel ini akan membahas secara mendalam spesifikasi teknis kapal, proses akuisisi, serta implikasi strategisnya bagi pertahanan Nusantara.
Sejarah Singkat Giuseppe Garibaldi: Dari Pelabuhan Taranto ke Lautan Indonesia
Giuseppe Garibaldi (C-551) adalah kapal induk ringan yang dibangun oleh galangan kapal terkemuka Italia, Fincantieri, di Riva Trigoso. Diluncurkan pada 11 Juni 1983 dan secara resmi dikomisikan pada 30 September 1985, kapal ini menjadi kapal induk pertama yang dirancang khusus untuk Marina Militare Italia.
Awalnya diklasifikasikan sebagai "incrociatore portaeromobili" atau kapal penjelajah pembawa pesawat, Garibaldi dirancang untuk operasi perang anti-kapal selam (ASW) dengan kemampuan operasi pesawat sayap tetap yang terbatas.
Selama hampir empat dekade, Garibaldi menjadi andalan Italia dalam berbagai misi internasional. Pada Perang Kosovo 1999, kapalnya mengerahkan 30 sorti pesawat Harrier AV-8B II+ selama 63 jam penerbangan.
Tak kalah heroik, pada operasi NATO "Unified Protector" di Libya tahun 2011, delapan pesawat AV-8B dari Garibaldi menjatuhkan 160 bom berpemandu, mencatat lebih dari 1.221 jam terbang.
Kapal ini juga berpartisipasi dalam misi kemanusiaan, seperti evakuasi pengungsi dan bantuan bencana alam di Mediterania.
Pada 1 Oktober 2024, Garibaldi resmi dipensiunkan setelah digantikan oleh kapal serbu amfibi ITS Trieste (L9890). Namun, usia kapal yang relatif muda dengan estimasi umur layanan tersisa 15-20 tahun menjadikannya kandidat ideal untuk negara berkembang seperti Indonesia.
Menurut perwakilan Fincantieri, Mauro Manzini, kapal ini dalam kondisi prima dan siap untuk refit sesuai kebutuhan pembeli baru.
Spesifikasi Lengkap: Dimensi, Mesin, dan Kemampuan Operasional
Giuseppe Garibaldi mewakili keunggulan rekayasa maritim Italia dengan desain yang kompak namun serbaguna. Berikut adalah spesifikasi lengkap kapal ini, yang menjadikannya aset berharga bagi TNI AL RI:
| Aspek | Spesifikasi |
|---|---|
| Panjang Keseluruhan | 180,2 meter |
| Lebar Dek Penerbangan | 29 meter |
| Draught (Kedalaman) | 7,5 meter |
| Tonase Perpindahan (Full Load) | 14.100 ton |
| Kecepatan Maksimal | 30 knot (sekitar 56 km/jam) |
| Jangkauan Navigasi | 7.000 mil laut (13.000 km) pada kecepatan 18 knot |
| Kru dan Staf | 830 personel (550 kru utama, 180 awak angkatan udara, 100 staf tambahan) |
| Kapasitas Pesawat | 16 pesawat AV-8B Harrier II (V/STOL), 6 helikopter ASW, plus UAV seperti Bayraktar TB3 |
| Sistem Propulsi | 4 turbin gas COGAG (Combined Gas and Gas), total daya 80.000 hp |
| Sistem Senjata Utama | 2 peluncur RIM-7 Sea Sparrow/Selenia Aspide (AAW, 8 rudal), 2 x 127mm Oto Melara, 8 x 12,7mm senapan mesin, 2 peluncur torpedo triple 324mm |
| Sistem Pertahanan | ECM SLQ-25 Nixie (anti-torpedo), SLAT, 2 peluncur SCLAR (20 laras decoy), CIWS Oto Melara 40L70 DARDO |
| Sistem Radar dan Sensor | RAN-10S (pencarian udara), SMA-3D (kontrol tembakan), SPS-768 (pencarian permukaan), sonar hull-mounted untuk ASW |
Dari tabel di atas, terlihat bahwa Garibaldi bukan sekadar kapal induk konvensional, melainkan platform multifungsi. Dek penerbangannya yang datar memungkinkan operasi Vertical/Short Take-Off and Landing (V/STOL), ideal untuk pesawat Harrier atau drone modern.
Sistem propulsi COGAG-nya memastikan efisiensi bahan bakar tinggi, sementara jangkauan 7.000 mil laut cocok untuk patroli panjang di perairan Indonesia yang luas.
Selain itu, kapal ini dilengkapi dengan fasilitas medis lengkap, bengkel perbaikan, dan ruang komando canggih, menjadikannya pusat operasi mobile.
Untuk adaptasi di Indonesia, Fincantieri mengusulkan empat area refit utama: peningkatan sistem UAV, integrasi helikopter lokal seperti NAS-332 Super Puma, upgrade senjata anti-kapal selam, dan modernisasi elektronik untuk kompatibilitas dengan aset TNI AL yang ada.
Proses Akuisisi: Dari Negosiasi ke Realisasi
Rencana pengadaan Giuseppe Garibaldi pertama kali muncul pada Juni 2025, saat pameran Indodefence di Jakarta.
Perusahaan lokal Republikorp memamerkan model konseptual kapal induk berlabel "Giuseppe Garibaldi", meskipun desainnya lebih mirip konsep asli daripada replika langsung.
Tak lama kemudian, delegasi Fincantieri tiba di Jakarta pada Juli 2025 untuk menyampaikan proposal konversi kapal menjadi platform helikopter dan UAV.
Pada 8 September 2025, Kepala Staf ALRI Laksamana Muhammad Ali secara resmi mengonfirmasi negosiasi dengan Italia selama upacara penyambutan fregat KRI Brawijaya-320 di Tanjung Priok.
"Kami sedang mengakuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi untuk memperkuat postur pertahanan kita," ujarnya.
Fokus awal adalah operasi militer selain perang (OMSP), seperti bantuan kemanusiaan dan pengawasan maritim, meskipun kapal ini juga siap untuk misi tempur jika diperlukan.
Langkah krusial datang pada 19 September 2025, ketika Kementerian PPN/Bappenas menyetujui pinjaman luar negeri hingga USD 450 juta (sekitar Rp 7,47 triliun). Dana ini mencakup akuisisi kapal, refit, serta pengadaan helikopter baru.
Total paket pertahanan dengan Italia mencapai USD 1 miliar, termasuk dua fregat PPA (Pattugliatore Polivalente d’Altura): KRI Brawijaya-320 (penyerahan September 2025) dan KRI Siliwangi-321 (Januari 2026).
Harga ini setara dengan proyek satelit SATRIA-1 awal, meskipun biaya akhir bisa membengkak akibat upgrade.
Saat ini, proses berada di tahap finalisasi administratif, melibatkan koordinasi antarlembaga. Indonesia juga menjajaki akuisisi 60 unit drone Bayraktar TB3 dari Turki, baik versi darat maupun laut, untuk dioperasikan dari dek Garibaldi.
Jika terealisasi, kapal ini dijadwalkan tiba di Indonesia pada akhir 2026 setelah refit di galangan Italia atau lokal seperti PT PAL.
Implikasi Strategis: Transformasi ALRI Menuju Kekuatan Laut Biru
Pengadaan Giuseppe Garibaldi bukan hanya soal menambah aset, melainkan transformasi doktrinal ALRI. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai 99.000 km, Indonesia menghadapi tantangan maritim kompleks: sengketa Laut China Selatan, penyelundupan, dan bencana alam.
Saat ini, armada TNI AL bergantung pada kapal permukaan seperti fregat Martadinata-class dan korvet Sigma, tanpa platform penerbangan organik.
Dengan Garibaldi, ALRI akan mampu memproyeksikan kekuatan udara hingga 500 mil dari pantai, mendukung patroli di Selat Malaka atau Laut Natuna.
Kapal ini akan menjadi "floating base" untuk drone pengintaian, helikopter pencarian-penyelamatan, dan bahkan jet tempur V/STOL jika diakuisisi.
Dalam konteks regional, langkah ini menempatkan Indonesia sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara dengan kapal induk, seimbang dengan kekuatan China atau India, meskipun skala lebih kecil.
Dari sisi diplomatik, akuisisi ini mempererat ikatan dengan Italia, yang telah menjadi mitra utama melalui ekspor fregat dan pelatihan. Bagi Italia, ini membuka pasar baru di Asia Tenggara, potensial untuk transfer teknologi.
Namun, tantangan tetap ada: biaya operasional tinggi (estimasi Rp 500 miliar per tahun), pelatihan 830 personel, dan integrasi dengan sistem C4ISR nasional.
Pemerintah telah merencanakan program pelatihan bersama di Taranto untuk mengatasi hal ini.
Selain itu, Garibaldi mendukung visi "Minimum Essential Force" TNI 2024-2044, di mana kapal induk menjadi prioritas untuk operasi amfibi dan proyeksi kekuatan.
Dalam skenario konflik, kapal ini bisa menjadi command center untuk Satuan Tugas Armada, sementara di era damai, ia siap untuk misi HADR seperti evakuasi pasca-gempa atau banjir.
Kesimpulan: Langkah Berani Menuju Nusantara yang Aman
Giuseppe Garibaldi bukan sekadar kapal besi terapung; ia adalah simbol ambisi Indonesia untuk menjadi kekuatan maritim regional yang disegani.
Dengan spesifikasi canggih, sejarah gemilang, dan proses akuisisi yang matang, kapal ini siap menjadi kekuatan baru ALRI.
Saat Garibaldi berlabuh di perairan Nusantara, ia akan membawa tidak hanya senjata, tapi juga harapan untuk perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.
Sementara negosiasi berlanjut, masyarakat Indonesia patut bangga dengan langkah ini.
Di tengah dinamika geopolitik yang dinamis, penguatan angkatan laut seperti ini adalah investasi untuk generasi mendatang. Pantau terus perkembangannya, karena era kapal induk Indonesia telah dimulai.

Dengan berkomentar, Anda setuju untuk mematuhi aturan ini.