Pilkades Digital Serentak Digelar di 9 Desa Karawang, Ini Dampaknya untuk Masa Depan Demokrasi
ElangUpdate | Karawang, 29 Desember 2025 – Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mencatat sejarah baru dalam demokrasi tingkat desa pada 28 Desember 2025.
Untuk pertama kalinya, sembilan desa menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak dengan sistem digital atau elektronik.
Inovasi ini tidak hanya menjadi tonggak kemajuan teknologi di pemerintahan desa, tetapi juga dijadikan sebagai barometer atau tolak ukur bagi pelaksanaan pemilihan kepala desa di era modern, khususnya di Provinsi Jawa Barat.
Pilkades digital ini merupakan inisiatif yang didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Surat Edaran Gubernur Nomor 143/PMD.01/DPM-DESA.
Karawang dipilih sebagai salah satu role model bersama Indramayu untuk mengimplementasikan sistem e-voting di tingkat desa.
Tujuannya jelas: meningkatkan transparansi, mengurangi potensi kecurangan, mempercepat penghitungan suara, serta membuat proses pemilihan lebih efisien dan inklusif.
Daftar 9 Desa yang Menggelar Pilkades Digital
Pilkades serentak ini melibatkan sembilan desa yang tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Karawang. Berikut daftar lengkapnya:
- Desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat
- Desa Payungsari, Kecamatan Pedes
- Desa Tanjungmekar, Kecamatan Pakisjaya
- Desa Cikampek Selatan, Kecamatan Cikampek
- Desa Jatisari, Kecamatan Jatisari
- Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta
- Desa Sarimulya, Kecamatan Kotabaru
- Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru
- Desa Cadaskertajaya, Kecamatan Telagasari
Total pemilih yang terdaftar mencapai sekitar 56.750 orang. Proses pemungutan suara dilakukan dengan menggunakan tablet atau perangkat digital, di mana pemilih memindai barcode dari surat undangan dan KTP mereka untuk mengakses daftar calon kepala desa di layar.
Antusiasme Masyarakat dan Pengawasan Ketat
Pelaksanaan Pilkades digital ini disambut antusias oleh warga. Sejak pagi hari, ribuan pemilih berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
![]() |
| Antusiasme Masyarakat di salahsatu TPS |
Banyak warga yang mengaku ini pengalaman pertama mereka menggunakan teknologi dalam pemilihan. "Sangat mudah dan cepat, meski awalnya agak bingung dengan scan barcode," ujar salah seorang pemilih di Desa Cikampek Utara.
Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, bersama Forkopimda, perwakilan DPRD Provinsi Jawa Barat, dan Kementerian Dalam Negeri, langsung memantau pelaksanaan di beberapa desa.
Bupati menyatakan bahwa proses berjalan kondusif dan transparan. "Ini ihtiar kita untuk demokrasi yang lebih baik. Siapa pun yang terpilih, harus amanah memimpin desa," katanya.
Pengamanan dilakukan ketat dengan mengerahkan 300 personel gabungan Polres Karawang ditambah 400 personel Brimob Polda Jabar. Hal ini untuk memastikan situasi tetap aman dari tahap persiapan hingga penetapan hasil.
Persiapan Matang dan Simulasi Sebelumnya
Sebelum hari H, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Karawang telah menggelar simulasi intensif dari November hingga awal Desember 2025.
Sosialisasi juga dilakukan masif, termasuk rapat koordinasi dengan BPD, panitia pemilihan, dan organisasi desa. Ujian tertulis bagi calon juga menjadi bagian dari seleksi untuk memastikan kualitas kandidat.
Meski demikian, tidak luput dari kendala teknis kecil, seperti ukuran tablet yang relatif kecil sehingga menyulitkan pemindaian bagi sebagian pemilih lansia, atau tampilan huruf yang kurang besar. Catatan ini menjadi masukan berharga untuk penyempurnaan di masa depan.
Mengapa Pilkades Digital Menjadi Barometer Era Modern?
Di era digital saat ini, transformasi pemilu dan pilkades menjadi keniscayaan. Sistem konvensional dengan surat suara kertas sering kali rentan terhadap human error, manipulasi, dan memakan waktu lama dalam penghitungan.
Pilkades digital di Karawang membuktikan bahwa teknologi dapat membuat proses lebih akurat, cepat, dan akuntabel.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain. Pada 2026, Karawang sendiri berencana menggelar Pilkades digital di 67 desa lainnya.
Secara nasional, ini selaras dengan visi pemerintah untuk digitalisasi layanan publik, termasuk demokrasi partisipatif di tingkat grassroot.
Namun, tantangan tetap ada, seperti akses internet di pedesaan, literasi digital masyarakat, dan keamanan siber.
Keberhasilan Karawang menunjukkan bahwa dengan persiapan matang, sosialisasi intensif, dan dukungan lintas sektor, transisi ke pemilihan digital dapat berjalan lancar.
Pilkades digital serentak di sembilan desa Karawang bukan sekadar inovasi teknis, melainkan langkah maju menuju demokrasi yang lebih modern, transparan, dan inklusif. Ini menjadi barometer bahwa Indonesia, bahkan di tingkat desa, siap memasuki era pemilihan berbasis teknologi. Harapan besar tertumpu pada pemimpin desa terpilih untuk membawa kemajuan bagi warganya di tengah perkembangan zaman yang semakin cepat.


Dengan berkomentar, Anda setuju untuk mematuhi aturan ini.