HEADLINE NEWS

Harga Emas dan Perak Cetak Rekor Baru Akhir 2025: Bau Krisis Global Kian Tercium



ElangUpdate - Ekonomi | 27 Desember 2025 – Pada akhir tahun 2025, pasar logam mulia dunia sedang menyaksikan fenomena luar biasa. Harga emas dan perak terus melonjak ke level yang belum pernah disentuh sebelumnya, mencerminkan kekhawatiran mendalam investor terhadap stabilitas sistem keuangan global. 

Reli pasca-libur Natal ini bukan sekadar fluktuasi musiman, melainkan sinyal kuat dari meningkatnya risiko geopolitik, pelemahan mata uang fiat, dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar.

Pada perdagangan Jumat, 26 Desember 2025, harga emas spot ditutup di sekitar US$4.532 per troy ons, naik lebih dari 1,1% dalam sesi tersebut. 

Ini merupakan penutupan pertama di atas level US$4.500, setelah sempat menyentuh puncak intraday di atas US$4.540. 

Sementara itu, perak melesat lebih ganas, menembus US$79 per troy ons dengan kenaikan hingga 7%, mencatatkan performa tahunan lebih dari 169% – tertinggi sejak era 1970-an.

Pergerakan Harga Terkini: Emas dan Perak Saling Kejar Rekor

Tahun 2025 menjadi saksi bisu transformasi logam mulia dari aset lindung nilai menjadi barometer ketidakpastian dunia. 

Emas, yang memulai tahun di sekitar US$2.600 per ons, kini telah melonjak lebih dari 72%. 

Perak bahkan lebih spektakuler, dengan gain tahun-ke-date mencapai 169%, didorong oleh defisit pasokan struktural dan permintaan industri yang melonjak, terutama dari sektor energi hijau dan elektronik.

Logam Mulia Harga Penutupan
26 Des 2025 (USD/troy ons)
Kenaikan Harian Kenaikan Mingguan Kenaikan Tahunan (YTD)
Emas (Spot) 4.532 +1,15% +4,41% +72,95%
Perak (Spot) 79,11 +5,89% +48% (bulanan) +169,63%

Data di atas menunjukkan betapa kuatnya momentum bullish. Emas berhasil mempertahankan tren naik meski sempat terkoreksi tipis sebelum Natal, sementara perak terus mencetak rekor baru hampir setiap sesi perdagangan akhir tahun.

Faktor Pendorong Utama Reli Ini

Para analis dari berbagai institusi keuangan sepakat bahwa kenaikan ini bukan spekulasi semata, melainkan respons rasional terhadap kondisi makroekonomi global yang semakin rapuh. Berikut beberapa pendorong utama:

  • Ketegangan Geopolitik yang Meningkat: Eskalasi konflik di berbagai wilayah, termasuk blokade tanker minyak Venezuela oleh AS, telah memperkuat status emas dan perak sebagai aset safe haven. Investor global semakin khawatir akan disrupsi rantai pasok dan risiko perang yang lebih luas.
  • Pelemahan Dolar AS dan Ekspektasi Rate Cut: Indeks dolar AS melemah signifikan sepanjang tahun, membuat logam mulia lebih murah bagi pembeli luar negeri. Pasar kini memproyeksikan pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut di 2026, yang mengurangi opportunity cost memegang aset non-yielding seperti emas.
  • Pembelian Agresif Bank Sentral: Bank sentral dunia, terutama dari negara emerging markets, terus menimbun emas sebagai diversifikasi reserve. Ini menciptakan permintaan struktural yang stabil, bahkan di saat pasar ekuitas mencetak rekor.
  • Defisit Pasokan Perak dan Permintaan Industri: Perak tidak hanya safe haven, tapi juga komoditas industri krusial untuk panel surya, elektronik, dan teknologi hijau. Defisit pasokan global yang berlangsung bertahun-tahun mendorong harga melonjak lebih cepat daripada emas.
  • Arus Masuk ETF dan Investasi Ritel: ETF emas global mencatat inflow stabil, sementara investor ritel – termasuk generasi muda via platform digital – semakin aktif memburu logam mulia sebagai hedge terhadap inflasi dan devaluasi mata uang.

Dampak bagi Investor Indonesia

Di pasar domestik, reli global ini langsung terasa. Harga emas Antam dan Pegadaian ikut melambung, dengan emas 24 karat menyentuh rekor baru di atas Rp2.600.000 per gram pada akhir Desember 2025.

Perak Antam juga naik drastis, meski likuiditasnya lebih rendah.

Bagi investor Indonesia, ini menjadi peluang sekaligus peringatan. Emas tetap menjadi pilihan diversifikasi portofolio yang solid, terutama di tengah volatilitas rupiah dan inflasi impor. 

Namun, dengan harga sudah di level ekstrem, timing pembelian menjadi krusial. Strategi dollar-cost averaging (beli bertahap) direkomendasikan daripada all-in di puncak.

Proyeksi 2026: Apakah Reli Akan Berlanjut?

Mayoritas analis optimis. Goldman Sachs memproyeksikan emas bisa mencapai US$4.900–US$5.000 pada 2026, sementara beberapa ahli ekstrem seperti Jim Rickards bahkan melihat potensi US$10.000 jika krisis sistemik terjadi. 

Untuk perak, target US$90–US$100 bukan hal mustahil, mengingat rasio gold-silver historis yang kini terkompresi ekstrem.

Namun, risiko koreksi selalu ada. Jika ketegangan geopolitik mereda atau The Fed menahan rate cut, profit-taking bisa memicu pullback sementara. 

Meski demikian, tren struktural de-dollarization, utang global yang membengkak, dan transisi energi – menunjukkan bahwa level harga baru ini mungkin menjadi "new normal".

Kesimpulan: Waktu untuk Bertindak Bijak

Reli harga emas dan perak akhir 2025 bukan sekadar euforia pasar, melainkan cerminan dunia yang semakin tidak pasti. 

Bau krisis global semakin menyengat, dan logam mulia kembali membuktikan perannya sebagai penyimpan nilai abadi. 

Bagi yang belum memiliki eksposur, ini saatnya mempertimbangkan alokasi ke emas atau perak  tapi dengan disiplin dan horizon jangka panjang.

Ingat, investasi logam mulia bukan untuk cepat kaya, melainkan untuk melindungi kekayaan di saat badai datang. Dengan fundamental yang semakin kuat, 2026 berpotensi menjadi tahun emas yang lebih gemilang lagi.

⚠️ Warning.!! Aturan Komentar:
  1. Sopan dan Menghargai – Komentar yang mengandung ujaran kebencian, diskriminasi, atau pelecehan akan dihapus.
  2. Fokus pada Topik – Hindari spam atau komentar yang tidak relevan dengan konten.
  3. Gunakan Bahasa yang Baik – Hindari kata-kata kasar atau tidak pantas.
  4. Tidak Mengiklankan – Komentar yang mengandung promosi pribadi atau iklan akan dihapus.
  5. Patuhi Hukum – Komentar yang melanggar hak cipta atau norma hukum akan ditindak tegas.

Dengan berkomentar, Anda setuju untuk mematuhi aturan ini.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Home
Trending
Sport
Search
Menu
Komentar 0 Facebook Twitter WhatsApp Telegram Copy Link