HEADLINE NEWS

10 Keluarga Terkaya di Dunia Tahun 2025: Kekayaan yang Mengubah Dunia

ElangUpdate | 19 Desember 2025 – Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, kekayaan tidak lagi hanya dimiliki oleh individu, tetapi sering kali diwariskan dan dikelola oleh dinasti keluarga yang kuat.

Menurut peringkat terbaru dari Bloomberg pada tahun 2025, sepuluh keluarga terkaya di dunia menguasai aset total mencapai triliunan dolar. 

Kekayaan mereka berasal dari berbagai sektor, mulai dari ritel, energi, barang mewah, hingga media. Daftar ini mencerminkan bagaimana sumber daya alam, inovasi bisnis, dan strategi investasi jangka panjang dapat membangun imperium yang abadi. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi profil masing-masing keluarga, sejarah kesuksesan mereka, serta dampaknya terhadap ekonomi global. 

Semua data berdasarkan estimasi Bloomberg 2025, yang memperhitungkan aset bisnis, investasi, dan properti keluarga.

Kekayaan keluarga-keluarga ini bukan hanya angka di kertas; ia merepresentasikan kekuatan pengaruh yang dapat membentuk kebijakan negara, mendanai inovasi, dan bahkan memengaruhi tren sosial.

Namun, di balik gemerlapnya, ada cerita tentang kerja keras, kontroversi, dan filantropi. Mari kita mulai dari peringkat pertama.

1. Keluarga Walton - $513,4 Miliar (Amerika Serikat)

Keluarga Walton, pemilik raksasa ritel Walmart, menduduki posisi puncak dengan kekayaan mencapai $513,4 miliar. 



Didirikan oleh Sam Walton pada 1962, Walmart telah berkembang menjadi jaringan toko terbesar di dunia, dengan lebih dari 10.000 gerai di berbagai negara. 

Kekayaan keluarga ini terutama berasal dari saham di Walmart, yang terus tumbuh berkat ekspansi e-commerce dan integrasi teknologi seperti AI dalam rantai pasok.

Anggota kunci termasuk Jim Walton, Alice Walton, dan Rob Walton, yang masing-masing aktif dalam filantropi dan investasi. Alice, misalnya, dikenal sebagai kolektor seni yang mendirikan Crystal Bridges Museum of American Art. 

Meski sukses, keluarga ini sering dikritik atas praktik ketenagakerjaan Walmart, seperti upah rendah bagi karyawan. Namun, kontribusi mereka terhadap ekonomi AS tak terbantahkan, menciptakan jutaan lapangan kerja dan membuat barang sehari-hari lebih terjangkau bagi masyarakat kelas menengah bawah.

2. Keluarga Al Nahyan - $335,9 Miliar (Uni Emirat Arab)

Sebagai keluarga kerajaan penguasa Abu Dhabi, Keluarga Al Nahyan memiliki kekayaan $335,9 miliar yang sebagian besar dari minyak dan investasi global. 

Instagram : mohamedbinzayed


Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, meski telah meninggal, mewariskan fondasi kuat melalui Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), salah satu dana sovereign wealth fund terbesar di dunia.

Kekayaan mereka diversifikasi ke properti, teknologi, dan hiburan, termasuk kepemilikan saham di perusahaan seperti Manchester City FC. 

Di era transisi energi, Al Nahyan berinvestasi besar-besaran di energi terbarukan, seperti proyek Masdar City. Dampaknya terhadap UAE adalah transformasi dari negara minyak menjadi pusat inovasi, meski ada kritik atas ketergantungan pada tenaga kerja migran dan isu hak asasi manusia.

3. Keluarga Al Saud - $213,6 Miliar (Arab Saudi)

Keluarga kerajaan Saudi, Al Saud, mengumpulkan $213,6 miliar melalui minyak dan investasi. Didirikan oleh Abdulaziz Al Saud pada 1932, kerajaan ini mengendalikan Aramco, perusahaan minyak terbesar dunia. 



Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memimpin diversifikasi melalui Vision 2030, yang mencakup kota futuristik seperti NEOM.

Kekayaan ini mendanai proyek megah, tapi juga menuai kontroversi seperti perang Yaman dan isu hak perempuan. 

Namun, reformasi MBS telah membuka ekonomi Saudi, menarik investasi asing dan mempromosikan pariwisata. Keluarga ini tetap menjadi pemain kunci di geopolitik Timur Tengah.

4. Keluarga Al Thani - $199,5 Miliar (Qatar)

Keluarga penguasa Qatar, Al Thani, memiliki $199,5 miliar dari gas alam dan investasi. Qatar Investment Authority (QIA) mengelola aset global, termasuk saham di Barclays dan Volkswagen.

Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memimpin negara ini menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, yang meningkatkan profil internasionalnya.

Diversifikasi ke olahraga, properti London, dan teknologi membuat kekayaan mereka tahan banting terhadap fluktuasi harga energi. 

Meski kecil, Qatar berpengaruh besar di dunia Arab, meskipun ada blokade dari negara tetangga pada 2017-2021 yang justru memperkuat ketahanan ekonomi mereka.

5. Keluarga Hermès - $184,5 Miliar (Prancis)

Keluarga Hermès, pemilik merek barang mewah ikonik, mencapai $184,5 miliar. Didirikan pada 1837 oleh Thierry Hermès, perusahaan ini terkenal dengan tas Birkin yang harganya bisa mencapai ratusan ribu dolar. Axel Dumas, keturunan generasi keenam, memimpin ekspansi global.

Kekuatan mereka ada pada craftsmanship dan eksklusivitas, yang membuat Hermès tahan terhadap resesi. 

Keluarga ini menjaga kepemilikan mayoritas, menghindari akuisisi oleh raksasa seperti LVMH. Filantropi mereka fokus pada seni dan pendidikan, mencerminkan warisan budaya Prancis.

6. Keluarga Koch - $150,5 Miliar (Amerika Serikat)

Keluarga Koch, dengan Koch Industries, memiliki $150,5 miliar dari konglomerat industri. Didirikan oleh Fred Koch pada 1940, perusahaan ini beroperasi di minyak, kimia, dan kertas. 

Charles Koch, pemimpin utama, dikenal atas filosofi Market-Based Management.

Mereka aktif dalam politik konservatif, mendanai think tank seperti Cato Institute. 

Kontroversi meliputi isu lingkungan akibat operasi industri, tapi inovasi mereka di teknologi hijau mulai mengubah citra. Kekayaan ini mendukung penelitian medis dan pendidikan melalui Koch Foundation.

7. Keluarga Mars - $143,4 Miliar (Amerika Serikat)

Keluarga Mars, di balik Mars Inc., mengumpulkan $143,4 miliar dari permen dan perawatan hewan peliharaan. 

Frank C. Mars memulai pada 1911 dengan bar cokelat, kini termasuk merek seperti M&M's dan Pedigree. Jacqueline Mars dan saudara-saudaranya menjaga privasi tinggi.

Ekspansi ke nutrisi hewan melalui akuisisi seperti VCA Inc. memperkuat posisi mereka. Keluarga ini filantropis, mendanai konservasi lingkungan dan penelitian gizi. 

Meski manis bisnisnya, mereka menghadapi kritik atas gula berlebih dalam produk, mendorong inovasi produk sehat.

8. Keluarga Ambani - $105,6 Miliar (India)

Keluarga Ambani, pemimpin Reliance Industries, memiliki $105,6 miliar dari energi, telekomunikasi, dan ritel. 

Dhirubhai Ambani mendirikan pada 1966, kini dipimpin Mukesh Ambani. Jio, platform digital mereka, merevolusi akses internet di India.

Dengan investasi di e-commerce seperti JioMart, mereka bersaing dengan Amazon. Anant Ambani, putra termuda, terlibat dalam energi terbarukan. 

Kekayaan ini mendorong pertumbuhan India, tapi ada kritik atas monopoli dan pengaruh politik.

9. Keluarga Wertheimer - $85,6 Miliar (Prancis)

Keluarga Wertheimer, pemilik Chanel, mencapai $85,6 miliar dari mode mewah. Alain dan Gérard Wertheimer mengendalikan sejak 1974, setelah kemitraan dengan Coco Chanel. 

Merek ini terkenal dengan parfum No. 5 dan pakaian haute couture.

Strategi mereka menjaga eksklusivitas sambil ekspansi digital. Filantropi mencakup seni dan kesehatan. Di tengah tren berkelanjutan, Chanel berinvestasi di bahan ramah lingkungan, mempertahankan posisi elit di industri fashion.

10. Keluarga Thomson - $82,1 Miliar (Kanada)

Keluarga Thomson, di balik Thomson Reuters, memiliki $82,1 miliar dari media dan layanan informasi. Roy Thomson memulai pada 1934, kini dipimpin David Thomson. Perusahaan menyediakan data keuangan dan berita global.

Akuisisi seperti Refinitiv memperkuat posisi mereka di fintech. Keluarga ini kolektor seni, dengan galeri di Toronto. Dampaknya terhadap jurnalisme adalah akses informasi akurat, meski ada kritik atas konsolidasi media.

Tren Kekayaan Global di 2025

Daftar ini menunjukkan dominasi keluarga kerajaan Timur Tengah dan bisnis AS, dengan Eropa dan Asia mengejar. 

Total kekayaan mencapai lebih dari $2 triliun, mencerminkan ketidaksetaraan global. Di 2025, tren seperti transisi energi dan digitalisasi mendorong diversifikasi, sementara filantropi menjadi cara mengelola citra. 

Namun, tantangan seperti regulasi pajak dan isu etika tetap ada. Kekayaan ini bukan akhir, tapi alat untuk inovasi masa depan. Sumber: Bloomberg Billionaires Index 2025.

⚠️ Warning.!! Aturan Komentar:
  1. Sopan dan Menghargai – Komentar yang mengandung ujaran kebencian, diskriminasi, atau pelecehan akan dihapus.
  2. Fokus pada Topik – Hindari spam atau komentar yang tidak relevan dengan konten.
  3. Gunakan Bahasa yang Baik – Hindari kata-kata kasar atau tidak pantas.
  4. Tidak Mengiklankan – Komentar yang mengandung promosi pribadi atau iklan akan dihapus.
  5. Patuhi Hukum – Komentar yang melanggar hak cipta atau norma hukum akan ditindak tegas.

Dengan berkomentar, Anda setuju untuk mematuhi aturan ini.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Home
Trending
Sport
Search
Menu
Komentar 0 Facebook Twitter WhatsApp Telegram Copy Link