Timnas Indonesia Berjuang Imbang 0-0 Lawan Lebanon di Laga Ujicoba Internasional September 2025
Pertandingan ini menjadi ujian penting bagi Skuad Garuda yang sedang mempersiapkan diri untuk putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Jalannya Pertandingan: Babak Pertama Penuh Perhitungan
Pertandingan dimulai dengan tempo hati-hati, di mana kedua tim saling mengukur kekuatan. Indonesia, yang dilatih oleh Patrick Kluivert, tampil dengan formasi 4-2-3-1, mengandalkan Emil Audero di bawah mistar, dengan lini belakang diperkuat oleh Jay Idzes,Yakob Sayuri, Kevin Diks, dan Calvin Verdonk.
Di lini tengah, Thom Haye dan Joey Pelupessy bertugas menjaga keseimbangan, sementara Dean James Kambuaya, dan Miliano Jonathans mendukung striker Mauro Zijlstra.
Lebanon, di bawah asuhan pelatih Miodrag Radulovic, menggunakan formasi 5-3-2, dengan Mostafa Matar sebagai kiper dan Ramy Najjarine sebagai anchor di lini tengah. Pada menit-menit awal, Lebanon mencoba menekan melalui kecepatan sayap, tetapi pertahanan Indonesia yang solid berhasil mematahkan serangan. Emil Audero tampil cemerlang dengan menepis tendangan jarak jauh dari Mohamad Haidar pada menit ke-15.
Indonesia mendapat peluang emas pada menit ke-25, ketika umpan terobosan Thom Haye menemukan Miliano Jonathans. Namun, tendangan Jonathans masih bisa diblok oleh kiper Mostafa Matar. Hingga babak pertama usai, kedua tim bermain ketat dengan penguasaan bola yang hampir seimbang, menutup babak pertama dengan skor 0-0.
Babak Kedua: Indonesia Menekan, Lebanon Bertahan
Memasuki babak kedua, Indonesia meningkatkan intensitas serangan. Pelatih Patrick Kluivert memasukkan Marselino Ferdinan untuk menggantikan Ricky Kambuaya pada menit ke-55, menambah kreativitas di lini tengah. Indonesia mulai mendominasi penguasaan bola, mencapai 62% pada menit ke-65, didukung oleh sorakan ribuan suporter di Stadion Gelora Bung Tomo.
Peluang terbaik Indonesia hadir pada menit ke-60, ketika tendangan keras Calvin Verdonk dari luar kotak penalti membentur mistar gawang. Lebanon, yang lebih mengandalkan serangan balik, nyaris mencetak gol pada menit ke-72 melalui Karim Darwiche, tetapi Audero kembali menunjukkan refleks luar biasa dengan menahan tendangan dari jarak dekat.
Menjelang akhir laga, Indonesia terus menekan dengan memasukkan Ramadhan Sananta untuk menambah daya gedor. Namun, pertahanan Lebanon yang dipimpin oleh Kassem El Zein tetap disiplin, membuat peluang-peluang Indonesia gagal berujung gol. Skor 0-0 bertahan hingga peluit panjang berbunyi, menandakan laga yang sengit dan penuh perjuangan.
Performa Pemain dan Analisis Taktik
Emil Audero menjadi bintang di laga ini dengan sejumlah penyelamatan krusial, termasuk menghentikan tendangan bebas Lebanon di menit-menit akhir. Jay Idzes dan Kevin Diks tampil solid di lini belakang, berhasil menahan gempuran pemain Lebanon seperti Ramy Najjarine dan Karim Darwiche. Calvin Verdonk juga menonjol dengan kontribusi di sisi kiri, baik dalam bertahan maupun menyerang.
Di lini tengah, Thom Haye menunjukkan visi permainan yang apik, meskipun penyelesaian akhir masih menjadi kendala. Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans tampil energik di lini depan, tetapi kurangnya ketajaman dalam mengonversi peluang menjadi gol menjadi sorotan utama.
Pelatih Patrick Kluivert, dalam konferensi pers pasca-pertandingan, mengakui hal ini: “Kami bermain dengan intensitas tinggi dan disiplin melawan tim yang kuat seperti Lebanon. Namun, kami harus lebih tajam di depan gawang.”
Dukungan Suporter dan Respon Pejabat
Stadion Gelora Bung Tomo dipadati puluhan ribu suporter yang menciptakan atmosfer luar biasa dengan nyanyian dan yel-yel mendukung Timnas Indonesia. Kehadiran Ketua Umum PSSI Erick Thohir di tribun VIP menambah semangat para pemain. “Laga ini adalah persiapan penting untuk menghadapi tim-tim Timur Tengah di Kualifikasi Piala Dunia. Performa tim malam ini menunjukkan kemajuan,” ujar Erick Thohir.
Di platform X, tagar #TimnasIndonesia dan #GarudaMuda menjadi trending, dengan suporter memuji pertahanan tim tetapi menyayangkan tidak adanya gol. “Audero top, tapi depan kurang greget,” tulis salah satu pengguna X. Antusiasme warga Surabaya terasa kuat, menjadikan laga ini momen kebanggaan lokal.
Konteks FIFA Matchday September 2025
Pertandingan melawan Lebanon ini merupakan bagian dari persiapan Indonesia untuk putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, di mana mereka akan menghadapi tim-tim kuat seperti Arab Saudi dan Irak. Sebelumnya, Indonesia menang telak 6-0 atas Taiwan pada 5 September 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo, menunjukkan potensi serangan tetapi juga mengungkap kebutuhan untuk konsistensi melawan lawan yang lebih tangguh.
Lebanon, yang berada di peringkat 112 FIFA (lima tingkat di atas Indonesia di peringkat 117), menjadi lawan ideal untuk menguji kemampuan Skuad Garuda. Pelatih Lebanon, Miodrag Radulovic, yang pernah melatih pemain Indonesia Ilija Spasojevic, memuji kualitas pemain Indonesia, terutama diaspora seperti Jay Idzes dan Calvin Verdonk.
Statistik Pertandingan
- Penguasaan Bola: Indonesia 50% - Lebanon 50%
- Tendangan ke Gawang: Indonesia 0 - Lebanon 0
- Pelanggaran: Indonesia 9 - Lebanon 12
- Kartu Kuning: Indonesia 2 (Kevin Diks, Jay Idzes) - Lebanon 5
- Kartu Merah: Tidak ada
Persiapan Menuju Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hasil imbang ini memberikan kepercayaan diri bagi Timnas Indonesia menjelang laga tandang melawan Bahrain pada 10 Oktober 2025 dan Tiongkok pada 15 Oktober 2025. Pelatih Patrick Kluivert diharapkan dapat memperbaiki ketajaman lini depan, terutama dengan memanfaatkan potensi Marselino Ferdinan, Ragnar Oratmangoen, dan Ramadhan Sananta.
PSSI, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, terus mendukung tim melalui uji coba berkualitas melawan tim-tim Timur Tengah seperti Lebanon dan Kuwait. Kehadiran pemain diaspora memberikan warna baru, tetapi kerja sama tim dan penyelesaian akhir tetap menjadi fokus utama.
Dengan berkomentar, Anda setuju untuk mematuhi aturan ini.